Tambora tidak hanya dikenal dengan letusan dahsyatnya, namun kaya akan pesona dan komodii andalan yang sangat penting bagi pengembangan sosial ekonomi, pariwisata dan budaya serta sektor lainnya. Salah satu komoditi andalan di lereng Tambora adalah Kopi Tambora. Sejak Zaman Kolonial Belanda, banyak orang-orang Jawa yang dipekerjakan di areal perkebunan Kopi Tambora. Sehingga tidak mengherankan jika nama camp-camp di areal ini bernuansa Jawa seperti Afdelin Sumber Rejo dan Afdelin Sumber Urip.
Perkebunan Kopi Tambora adalah kawasan perkebunan kopi yang terletak di lembah bagian Utara Gunung Tambora pada ketinggian tempat 1.200 meter dari permukaan laut. Merupakan Lahan Hak Guna Usaha (HGU) seluas 500 Ha. Dari luas tersebut baru 254 Ha, Besaran Ha dan Jembatan Besi 18 Ha, sedangkan 246 Ha masih dalam keadaan kosong. Selain tanaman kopi juga di lengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang seperti Bangunan prosesing 1 unit, lantai jemur 5 unit, perkantoran 1 unit, sarana ibadah 1 unit,sarana pendidikan 1 unit dan perumahan karyawan 31 unit.
Pada awalnya perkebunan Kopi Tambora di kelola oleh PT. Bayu Aji Bima Sena (PT.BABS) Jakarta selaku pemegang Hak Guna Usaha (HGU) sesuai keputusan Mentri Dalam Negeri Nomor : 21/HGU/DA/77 tanggal 19 juni 1977 dengan memperkerjakan karyawan sebanyak 192 orang, namun sejak tahun 2001 PT. BABS tidak aktif lagi mengelola kebun kopi tambora yang ditandai dengan ditinggalkan dan ditelantarkannya perkebunan kopi beserta aset dan karyawan yang ada di dalam nya. HGU PT. BABS berakhir pada tanggal 31 Desember 2001 dan tidak diperpanjang lagi sampai saat ini meskipun pihak PT. BABS pernah mengajukan perpanjangan HGU pada tanggal 8 maret 2002.
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Bima Ir. Heru Priyanto menemukakan , sejak tahun 2002 Pengelolaan Perkebunan Kopi Tambora diambil alih oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bima (melalui Dinas Perkebunan Kab.bima) dalam rangka penyelamatan asset perkebunan dan karyawan agar tidak hilang mata pencahariannya. Biaya pengelolaan kebun kopi tambora bersumber dari APBD Kab. Bima dan APBN. Pada saat pengambilan alihan keadaan perkebunan. Kopi Tambora sangat memperihatikan. Tanaman Kopi yang produktif hanya 80 Ha dari luas tanaman 254 Ha. Produktif kopi hanya sekitar 150 kg per hektar. Terjadi penjarahan hasil produksi kopi oleh masyarakat sekitar. Tuntutan biaya hidup oleh karyawan yang ditelantarkan PT.BABS. Sedangkan Karyawan yang bertahan hanya tinggal 63 orang.
Hal ini lah yang membuat mahasiswa STKIP Bima terasa terpanggil untuk mengimplementasikan tri darma perguruan tinggi melalui pengabdian masyarakat untuk menyelesaikan masalah yang saat ini terjadi di kawasan perkebunan kopi tambora. Dengan luas lahan yang bergitu besar ±500 Ha, dan keahlian tradisional sebagai kekayaan intelektual belum dilihat sebagai potensi pengembangan masyarakat dan pembangunan oleh stakeholder. Oleh karena itu mahasiswa STKIP Bima melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STKIP Bima mencoba menberikan solusi terhadap maslah tersebut dengan menawarkan satu program PHBD dari Kemerinstekdikti untuk meningkatkan produktifitas kopi melalui pengembangan kahlian tradisional masyarakat dalam mengolah kopi. Langkah-langkah yang akan dilakukan antara lain
- Memilih Biji Kopi Berkwalitas yaitu Biji kopi dipilih dan di petik langsung dari pohon, Ciri ciri kopi dengan kwalitas terbaik adalah :
- Berwarna merah matang ranum, tidak terdapat burik/ kusam/ luka/bekas kotoran hama yang menempel.
- Berkuran standar dan rata, tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar.
- Kopi yang sudah mtang cenderung memiliki kulit yang lunak.
- Memiliki rasa yang manis.
- Kopi Harus Di Sortir
Menyotir ini dilakukan untuk memisahkan biji kopi yang masih mentah atau hijau, memiliki kwalitas yang kurang bagus sekaligus membersihkan kotoran yang menempel pada kopi.
- Penjemuran Dan Pengupasan
Penjemuran biasanya dilakukan hanya dalam waktu singkat, yakni antara 3 sampoai 5 hari, tujuannya hanya agar proses pengupasan lebih mudah dilakukan. Sekarang ini Pengupasan biasanya sudah dilakukan dengan menggunakan alat pengupas kopi.
2. Pengeringan
Pengeringan dilakukan untuk menghilangkan kandungan air yang terdapa dalam biji kopi, penjemuran dilakukan sesuai dengan kebijakan atau permintaan konsumen.
3. Pemanggangan Atau Penyangraian
Pemanggangan atau istilah desangnya Sangrai yaitu merupakan sebuah proses dimana kopi di panggan/digoreng tanpa minyak, biasanya menggunakan bahan tambahan seperti beras atau ketan.
4. Penggilingan
Proses ini bisa dilakukan dengan bantuan alat penggiling kopi yang sudah banyak di temui. Biasanya pada proses ini juga dilakukan proses pembungkusan, penimbangan dan juga pengepakan.